Perkembangan
Teori Terjadinya Penyakit
A. Definisi
Penyakit
Ditinjau
dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang penyakit amatlah penting, oleh
karena itu perlu dimengerti dengan baik hal-hal berkaitan dengan
penyakit.Beberapa definisi penyakit:
1. Penyakit
adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara
tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada
fungsi/struktur dari bagian organisasi atau sistem dari tubuh (Gold Medical Dictionary).
2. Penyakit
adalah suatu keadaan di mana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu
perjalanannya (Van Dale’s Woordenboek der
Nederlandse Tell)
3. Penyakit
bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga
suatu keaadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari tubuh (Arrest Hofte Amsterdam).
B. Perkembangan
Teori Terjadinya Penyakit
Pada mulanya konsep terjadinya penyakit didasarkan
pada adanya gamgguan makhluk halus atau karena kemurkaan dari mahapencipta.
Berkembangnya ilmu pengetahuan turut memberikan andil terhadap perkembangan
teori terjadinya penyakit:
1. Zaman Hipocrates (460 – 377 SM)
Pada zaman ini, hipocrates berpendapat bahwa sakit bukan
disebabkan oleh hal-hal yang bersifat supranatural tapi ada kaitannya dengan elemen-elemen bumi, api, udara, air yang dapat
menyababkan kondisi dingin, kering, panas dan lembab. Kondisi ini dapat
berpengaruh pada cairan tubuh, darah, cairan empedu kuning dan empedu hitam.
Pada zaman ini hipocrates telah menghubungkan antara kejadian sakit dengan
faktor lingkungan.(Tidak dijelaskan kedudukan manusia dalam lingkungan)
2. Teori Contagion
Konsep
ini muncul pada abad romawi XVI oleh Fracastorius (1478 – 1553). Menurut
teori ini penyakit terjadi karena proses
kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Pada masa ini telah ada
pemikiran konsep penularan yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta
di Mesir.Teori ini tentu dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa
itu di mana penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang
terjadi karena adanya kontak langsung. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro
(1483-1553). Teorinya menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke
orang lain melalui zat penular (transference) yang disebut kontagion.Fracastoro
membedakan tiga jenis kontagion, yaitu:
a.
Jenis
kontagion yang dapat menular melalui kontak langsung, misalnya bersentuhan,
berciuman, hubungan seksual.
b. Jenis
kontagion yang menular melalui benda-benda perantara (benda tersebut tidak
tertular, namun mempertahankan benih dan kemudian menularkan pada orang lain)
misalnya melalui pakaian, handuk, sapu tangan.
c. Jenis
kontagion yang dapat menularkan pada jarak jauh
Pada mulanya teori kontagion ini belum dinyatakan sebagai
jasad renik atau mikroorganisme yang baru karena pada saat itu teori tersebut
tidak dapat diterima dan tidak berkembang. Tapi penemunya, Fracastorius, tetap
dianggap sebagai salah satu perintis dalam bidang epidemiologi meskipun baru
beberapa abad kemudian mulai terungkap bahwa teori kontagion sebagai jasad
renik. Karantina dan kegiatan-kegiatan epidemik lainnya merupakan tindakan yang
diperkenalkan pada zaman itu setelah efektivitasnya dikonfirmasikan melalui
pengalaman praktek.
3.
Teori Humoral
Dikenal dalam kehidupan masyarakat
China yang beranggapan bahwa penyakit
disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dikatakan bahwa
dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu putih, kuning, merah dan
hitam. Bila terjadi ketidakseimbangan akan menyebabkan penyakit, tergantung
dari jenis cairan yang dominan.
Penyakit
timbul karena sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan
pengotoran udara dan lingkungan. Pada zaman itu orang percaya
bila seseorang menghirup miasma atau uap busuk tadi maka ia akan terjangkit
penyakit. Sebagai pencegahannya rumah-rumah dianjurkan ditutup rapat terutama
pada malam hari dan tidak banyak keluar malam karena dipercaya miasma muncul
terutama pada waktu malam. Selain itu masyarakat juga percaya bahwa miasma
dapat dihalau atau diatasi dengan jalan membakar ramuan/ kemenyan (dupa) dan
bisa juga diusir dengan bunyi-bunyian keras seperti bel gereja, bedug, petasan,
dll. Pada zamannya teori miasma lebih dipercaya dan dapat diterima daripada
teori contagion yang dicetuskan oleh Fracastoro karena uap busuk lebih bisa
diamati dan tercium baunya.
5.
Teori Jasad Renik (Germ
Theory)
Jasad renik (germ) dianggap sebagai
penyebab tunggal penyakit yang berkembang setelah ditemukannya mikroskop. Suatu
kuman ( mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit.Teori ini sejalan
dengan kemajuan di bidang teknologi kedokteran,ditemukannya mikroskop yang
mampu mengidentifikasi mikroorganisme.Kuman
dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit.Namun selanjutnya ternyata teori
ini mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada berbagai penyakit
kronik,misalnya penyakit jantung dan kanker,yang penyebabnya bukan kuman.
6.
Teori Ekologi Lingkungan
Manusia
berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu. Pada
keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit. Teori ini secara lebih luas membahas tentang penyebab penyakit yang
menghubungkan antara sumber penyakit, penderita dan lingkungannya.
7.
Teori Nutrisi dan resistensi
Merupakan hasil
pengamatan berbagai pengamatan epidemiologis.
Sumber:
Kasjono,Herusubaris.,dkk,Intisari Epidemiologi.Yoyakarta:Mitra
Cendekia Jogjakarta.2008.